
Berbekal kemampuan otak dan latar belakang pendidikan yang minim akhirnya setelah dewasa dan berkeluarga saya, hanya dapat bekerja sebagai pekerja kasar yaitu sebagai sopir truk tronton pengangkut semen pada perusahaan angkutan milik Pak AGUS adik dari Pak Yudi SUMBER ALAM KUTOARJO. Pengalamam pahit yang menyedihkan didsini pernah saya ketika samapi di palang joglo Solo, tepat palang kerta api tertutup karena ada kerata api yang lewat, Truk saya blong rem tidak bis di hentiiakan menggunakann rem dengan muatan semen seberat 32 ton saat itu, dengan lalu lintas yang sanfgat padat. Akhirnya truk saya tabrakkan sebauah tiang balihi iklan jarum pada saat itu dan akhirbya berhenti walaupun membuat pengendara lain berhamburan ketakutan, tapi Alkhamdulilah tidak ada korban jiwa seorangpun, Dan pada saat itulah saya pertama kali mengenal kerasnya dunia jalanan,
Yang membuat saya bersedih dan membuat saya luarabiasa adalah ketika atu say menjalankan kendaraan sebesar itu saya sendirian tidak ada kernetnya, karena memang tidak mampu untuk membayar biaya untuk ongokos kernet, karena sistem pembayaran upah saya sistem borongan
dan jika di hitung secara matematik onkos borongan tersebut sangat minim bahkan kadang buat kerja sendir saja sisa tidak saya dapatkan jika bahan bakar tetap menggunakan solar, tetapi ketika bahan bakar di ganti dengan minyak tanah yang waktu itu harga minyak tanah lebih rendah dari solar, baru saya mendapatkan sisa upah dari borongan tersebut.................. [ MEMBACA LEBIH BANYAK ]
No comments:
Post a Comment